GAPURAKU.COM – Kasus HIV marak lagi. Ditemukan sebanyak 9.208 pasien HIV di sepanjang tahun 2022. Tidak main-main, sebanyak 131 para ibu rumah tangga (IRT) terinveksi virus HIV.
Demikian dikatakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terkait ditemukannya sebanyak 9.208 pasien HIV di sepanjang tahun 2022 tersebut, Selasa (17/5/2023).
Penemuan itu adalah berdasarkan laporan Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA) kasus AIDS tahun 2022 didominasi oleh pekerjaan wiraswasta 154 orang dan ibu rumah tangga (IRT) 131 orang.
Selain itu, sebanyak Karyawan 111 orang, buruh 33 orang, petani/peternak/nelayan 20 orang, pelajar 19 orang, sopir 12 orang. Pekerja seks 9 orang, TNI/polri 5 orang, pegawai negeri sipil 4 orang, tenaga medis 7 orang, seniman 2 orang, pelaut 1 orang dan lain-lain 143 orang.
Kasus di Jawa Timur jika dilihat dari persentase faktor risiko tahun 2022, maka yang tertinggi ada pada kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) 39,5 persen.
Menyusul kemudian Wanita Pekerja Seks 13,6 persen yang terkena virus HIV. Ada juga pasangan resiko tinggi 13,6 persen.
Tak ketinggalan para pelanggan Pekerja Seks 8 persen, waria/transgender 2 persen dan lain-lain 22,7 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, dokter Erwin Astha Triyono menyatakan, Jatim menyatakan sebanyak 70,9 persen telah mendapat pengobatan atau sekitar 6.523 orang dari total kasus yang ditemukan di Jatim.
“Kasus HIV kumulatif sampai tahun 2022 sebanyak 90.212 kasus. Dari kumulatif kasus yang ditemukan tersebut, sebanyak 24.374 pasien yang saat ini mendapatkan terapi Antiretroviral (ARV),” ujar Erwin kepada media, (16/5/2023).
Terkait itu, maka Dinkes Jatim senantaisa akan berupaya untuk meningkatkan akses terapi ARV pada ODHIV (Orang dengan HIV). Yang mana pihak Pemprov Jatim telah menyediakan unit layanan tes HIV sebanyak 1.178 layanan terdiri dari puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta.
“Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) sebanyak 529, terdiri dari layanan PDP Puskesmas sebanyak 430 puskesmas dan layanan PDP di Rumah Sakit sebanyak 99 Rumah Sakit (Pemerintah dan Swasta) di seluruh Jatim,” ujarnya.
Selain itu, Masih terdapat kesenjangan antara jumlah kasus yang ditemukan dengan jumlah kasus yang diterapi ARV. Hal ini karena banyak pasien yang telah meninggal maupun putus berobat. ***
Komentar