Ajang FHAM 2023 Maladewa, Produk Indonesia Diserbu Masyarakat

Dunia80 Dilihat

MALADEWA – Booth Indonesia di ajang Food and Hospitality Asia Maldives (FHAM) 2023di Maladewa, mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat maupun para importir (buyer/agen) setempa.

Dimana pengunjung begitu antusias mendapatkan informasi dari KBRI Kolombo, khususnya untuk mengimpor produk Indonesia secara langsung.

Sebab, produk-produk Indonesia di pasar Maladewa memperoleh sambutan positif dari masyarakat maupun para importir (buyer/agen) setempat.

Untuk diketahui, pameran digelar muilai 8-10 Mei 2023 tersebut merupakan salah satu pameran industri makanan dan perhotelan terbesar di Maladewa. Sedikitya, 6000 pengunjung datang untuk menyaksikan jumlah booth lebih dari 100 unit tersebut.

FHAM 2023 dibuka secara resmi oleh Minister of State for Tourism, Dr Ahmed Salih, pada 7 Mei 2023. Selain itu, booth Indonesia juga berkesempatan dikunjungi oleh Presiden Maladewa, Ibrahim Mohamed Solih, yang meninjau pameran tersebut pada hari terakhir (10 Mei 2023).

Booth Indonesia berasal dari beberapa perusahaan, antara lain PT Dolphin, PT Mayora, PT Sari Murni Abadi, Orang Tua Group, Mustika Ratu, dan lainnya menampilkan podaknya dalam ajang tersebut.

Redbox Indonesia yang merupakan perusahaan jasa product sourcing serta logistik pengiriman khusus ke Maladewa juga mendukung promosi produk-produk Indonesia.

Tidak hanya itu, KBRI aktif mempromosikan mekanisme pembelian produk-produk Indonesia dengan sistem consolidated atau multi produk dalam satu pengiriman.

Dari hasil pameran itu, tercatat beberapa merk dan produk buatan Indonesia yang sudah tersedia di pasar Maladewa, seperti Indomie, biscuit coklat better, olahan pinang, Kopiko, So Klin detergent, sabun cuci B-29, dan lainnya. Namun demikian, jumlah maupun promosi produk Indonesia tersebut masih perlu ditingkatkan.

“Potensi pasar Maladewa untuk produk-produk Indonesia sangat besar. Dubes Dewi berpesan kepada pada para pengusaha Indonesia agar tidak menjadikan jumlah penduduk Maladewa yang tidak lebih dari 600 ribu jiwa sebagai ukuran,” ucap Duta Besar RI untuk Maladewa, Dewi Gustina Tobing.

Maladewa, katanya, merupakan salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang memiliki pendapatan perkapita relatif tinggi, yaitu sekitar USD 14.500 (atau Rp 224 juta).

“Dengan target mendatangkan wisatawan mencapai lebih dari 2,5 juta orang, Maladewa menjadi salah satu pasar potensial bagi produk-produk dan jasa dari Indonesia,” ujarnya.

Dewi menyebut, Maladewa merupakan negara yang hampir 100 persen mengimpor produk-produk dari luar negeri untuk kebutuhan domestik maupun penunjang industri pariwisata dan penetrasi produk ke Maladewa tergolong sangat terbuka dan mudah.

“Pengusaha Indonesia lebih aktif untuk memasuki pasar Maladewa. Sebagai catatan, nilai ekspor produk Indonesia sesuai data Kemendag RI tahun 2022 tercatat sekitar USD 39 juta. Nilai tersebut masih sangat kecil dibandingkan total nilai impor Maladewa yang per tahunnya berada pada kisaran USD 2 milyar,” katanya. ***

Komentar