SERGAI – GAPURAKU.COM – Mediasi yang digagas oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Pantai Cermin, antara pihak Woong Rame dan warga Desa Kota Pari di kantor Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Sergai, Kamis, 27 April 2023 boleh dikatakan gagal.
Pasalnya pertemuan yang dipimpin Camat Pantai Cermin, H. Tambunan, Kapolsek AKP M. Tambunan, Danramil 07/PC, Kapten Inf JP. Girsang dan Kepala Desa Kota Pari serta dihadiri Kapolres Sergai diwakili Kasat Intelkam AKP Siswoyo, Abdul Khair hanya dihadiri perwakilan Woong Rame.
Salah seorang tokoh masyarakat di desa Kota Pari Pantai Cermin, Syahril mengutarakan kalau pihak managemen Woong Rame yang sekarang ini tidak peduli dengan warga sekitar Kota Pari Pantai Cermin.
“Jangankan memberikan bantuan atau partisipasi, malahan warga desa saja yang mau masuk ke lokasi Pantai Woong Rame, disuruh bayar macam pengunjung biasa. Inikan aneh, tanah dimana dia dilahirkan dan dibesarkan untuk dipijak saja harus membayar kepada orang yang bukan warga desa sini, ” ujarnya.
Masih kata Syaril, kebijakan manajemen yang sekarang yang dipegang Abdul Rajab, tidak seperti managemen yang lama. Hal inilah yang menyulut emosi warga ditambah jawaban pihak pengelola yang seenaknya saja.
“Masakan mau main aja kepantai dekat rumahnya harus bawa KTP. Harusnya pengelola mempekerjakan salah seorang warga desa di sini dibagian depan, jadi dia bisa kenal dengan warga desanya sendiri yang ingin masuk ke pantai. Kita berusaha di kampung orang, tapi kita tidak mau kenal dengan warga dimana kita berusaha, apakah ini adab atau etika yang benar?” imbuhnya. .
Persoalan ini berawal dari seorang pemuda warga setempat bernama Ijal (22). Ijal bermaksud menemui temannya dari Medan yang sudah berada di dalam Pantai Woong Rame.
Tapi sampai di gerbang Ijal dihadamg petugas dan diminta beli karcis masuk. Walau sudah dijelaskan bahwa dirinya warga setempat, namun petugas tetap bersikukuh meminta agar Ijal membeli tiket.
Tentu saja hal ini membuat Ijal kecewa. Dia kemudian melaporkan kepada masyarakat di Desa Pari. Masyarakat yang kemudian marah, lalu menutup akses jalan masuk ke lokasi Woong Rame.
Karena ditutup warga kemudian terjadilah pertemuan duduk bareng yang dimediasi Forkopimcam Pantai Cermin. Namun pada pertemuan pertama itu tidak ditemukan kata sepakat, sehingga mengagendakan pertemuan kedua yakni Kamis 27 April 2023.
Namun pertemuan inipun kembali gagal lantaran pemilik Woong Rame yang bernama Awi tidak hadir. Awi diwakilkan Abdul Rajab yang mengaku sebagai manager Woong Rame. Sayangnya Abdul Rajab ternyata tak mampu mengambil keputusan.
Padahal yang dituntut masyarakat, mengapa pekerja di Woong Rame semuanya orang dari Medan. Padahal kata Syarial yang mewakili masyarakat Kota Pari Pantai Cermin Perbaungan Sergai ini, seharusnya Woong Rame mempekerjakan warga di sini.
Apalagi kata Syaril, pekerja dibWoong Rame berperawakan seperti premanisme. Hal ini bisa menimbulkan gejolak antara pemuda di sini dengan pekerja Woong Rame yang bener orang luar.
Soal pekerja tiket yang bukan warga Kota Pari ini memang sangat tidak pantas. Sebab mereka tidak kenal dengan warga di sini. Dan hal itu malah pernah terjadi pada Kepala Desa Abdul Khair.
Abdul Khair menceritakan kalau dirinya pernah dimintai tiket saat mau masuk ke Pantai Woong Rame. Para penjaga tiket itu seperti tidak peduli. Siapapun yang masuk harus membeli tiket.
“Saya yang punya wilayah, kok disuruh orang yang bukan warga desa disini beli tiket, inikan lucu. Artinya, perusahaan ini kayak mau berdiri di negara orang lain tapiau berkuada penuh, ” ujar Kapala Desa Abdul Khoir.
Menurut Abdul Khoir, sistem ini yang harus dirubah, agar ke depannya tidak ada lagi masalah dan situasi pun jadi kondusif.
“Karena pemilik perusahaan tidak ada, maka mediasi ini kita sudahi saja dan anggap ini cuma silaturahmi saja. Karena, kalau mediasi ini berujung adanya kesimpulan, tentu harus dibuat nota kesepakatan apalagi disaksikan Forkopimcam, ” tutup Abdul Khair.
Camat, Kapolsek dan Danramil 07/Pantai Cermin, usai pertemuan mengatakan, kecewa dengan pemilik Woong Rame yang tidak berani hadir dan cuma mewakilkan pada orang yang tidak berkompeten.
“Pada intinya kita ingin meminta kepada warga desa untuk menyampaikan uneg-unegnya, dan kita akan mengambil jalan tengahnya, supaya tidak merugikan satu dan yang lain, ” ujarnya.
Sedangkan pihak Forkopimcam baik dari kepolisian maupun TNI dalam hal ini Danramil serta Kecamatan merasa kecewa berat kepada pemilik Woong Rame. (EB)
Foto :
Suasana pertemuan pihak Woong Rame dengan warga Desa Kota Pari, disaksikan Forkopimcam Pantai Cermin
Komentar